SELAMAT DATANG DI SULUH PENDIDIKAN

Cahaya untuk Dunia Pendidikan Indonesia yang Lebih Baik

Rabu, 14 April 2010

MORFOFONEMIS BAHASA INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang
Bahasa adalah kode yang disepakati oleh masyarakat sosial yang mewakili ide-ide melalui penggunaan simbol-simbol arbitrer dan kaidah-kaidah yang mengatur kombinasi simbolsimbol tersebut (Bernstein dan Tigerman, 1993). Kode linguistik mencakup kaidah-kaidah kompleks yang mengatur bunyi, kata, kalimat, makna dan penggunaannya.
Pengajaran bahasa Indonesia dewasa ini tidak hanya terfokus pada pelajaran tata bahasa, namun lebih terfokus pada pngetahuan yang berupa terapan. Pelajaran terapan itu, harus bisa dimanfaatkan dalam kehidupan nnyata. Walaupun demikian, pengetahuan mengenai tata bahasa tidak boleh diabaikan begitu saja.
Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan distribusinya.
Morfologi ialah bidang yang mengkaji struktur, pembentukan kata dan golongan kata. Dalam morfologi, unit terkecil yang mempunyai makna dan tugas nahu ialah morfem. Para pelajar juga perlu mengetahui maksud istilah morfem dan kata. Ini kerana kedua-dua adalah berbeza dari segi fungsi dan konsep.
Fonologi berbeda dengan fonetik. Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafazkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa.
Dalam kesehriannya, kedua bidang kajiannya bisa digunakan secara bersamaan. Apabila hal ini terjadi, maka akan menghasilkan sebuah bidang kajian ilmu baru yang disebut dengan morfosintaksis.


1.2 rumusan masalah
Dari rumusan yang diampaikan dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan.
1. Apa itu proses morfofonemis?
2. Apa saja bentuk dari proses morfofonemis?
3. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam memahami materi morfofonemis?

1.3 tujuan penulisan
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis.
1. Mengetahui apa itu proses morfofonemis.
2. Mengetahui bentuk-bentuk proses morfofonemis.
3. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam memahami materi proses morfofonemis.
1.4 manfaat penulisan
Dari latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penulisan di atas, maka ada beberapa manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan makalah ini.
a. Bagi mahasiswa
Untuk mahasiswa, penyampaian mkalah ini bermanfaat untuk peningkatan pemahaman tentang materi proses morfofonemis. Selain itu, materi ini juga sebagai bekal untuk mengajar dikemudian hari.
b. Bagi dosen
Untuk dosen, hasil dari makalah ini bisa dijadikan refleksi mengenai kemampuan yang dimiliki mahasiswa untuk memahami materi proses morfofonemis. Apabil dipandang masih memiliki pemahamn yang kurang, maka dosen dapat memberikn kuliah tambahan.






BAB II
MORFOFONEMIS

2.1 Proses Morfofonemis
Morfofonemis mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Morfem ber-, misalnya, terdiri dari tiga fonem, ialah /b, ə, r/. Akibat pertemuan morfem itu dengan morfem ajar, fonem /r/ berubah menjadi /l/, hingga pertemuan morfem ber- dengan morfem ajar menghasilkan kata belajar. Demikianlah di sini menjadi proses morfofonemis yang berupa perubahan fonem, ialah perubahan fonem /r/ pada ber menjadi /l/.
Kata kerajaan /k ə r a j a ? a n/ terdiri dari dua morfem, ialah morfem ke-an dan raja. Akibat pertemuan kedua morfem itu, terjadilah proses morfofonemis yang berupa penambahan fonem /?/ pada ke-an, hingga morfem ke-an menjadi /ke-?an/.
Kata melerai terdiri dari dua morfem, ialah morfem meN- dan morfem lerai. Akibat pertemuan kedua morfem itu fonem /N/ pada morfem meN- hilang, hingga morfem meN- menjadi me-.
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam bahasa Indonesia sedikit-sedikitnya terdapat tiga proses morfofonemis, ialah :
a. Proses perubahan fonem
b. Proses penambahan fonem
c. Proses hilangnya fonem.

2.2 Proses Perubahan Fonem
Proses perubahan fonem, misalnya, terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya. Perubahan-perubahan itu tergantung pada kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Kaidah-kaidah perubahannya dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
1. fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi fonem /m/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berasal dengan / p, b, f /.
meN + paksa → memaksa
peN + periksa → pemeriksa
meN + bantu → membantu
peN + buru → pemburu
meN + fitnah → memfitnah
peN + fitnah → pemfitnah

2. fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi fonem /n/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t, d, s /. Fonem / s / di sini hanya khusus bagi bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing.
meN + tulis → menulis
peN + tarik → penarik
meN + datangkan → mendatangkan
peN + dapat → pendapat
meN + supply → mensuply
peN + survey → pensurvey


3. fonem / N / pada morfem meN- dan peN- berubahah menjadi / ň / apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan / s, ŝ, c, j /.

meN + sapu → menyapu
peN + suluh → penyuluh
meN + syukuri → mensyukuri
meN + cari → mencari
peN + cukur → pencukur
meN + jadi → menjadi
peN + judi → penjudi


4. fonem / N / pada meN- dan peN- berubah menjadi / ņ / apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem / k, g, x, h , dan vokal /

meN + kutip → mengutip
peN + kacau → pengacau
meN + garis → menggaris
peN + gerak → penggerak
meN + khianati → mengkhianati
peN + khayal → pengkhayal
meN + habiskan → menghabiskan
peN + hias → penghias
meN + ikat → mengikat
peN + edar → pengedar


5. fonem / r / pada morfem ber- dan per- mengalami perubahan menjadi / l / sebagai akibat pertemuan morfem ber- dan per- dengan bentuk dasarnya, yang berupa fonem ajar.

ber + ajar → belajar
per + ajar → pelajar

6. fonem / ? / pada morfem-morfem duduk / dudu?/ , rusak / rusa? /, petik / peti? /, dan sebagainya, berubah menjadi / k / sebagai akibat pertemuan morfem-morfem ke-an, peN-an, dan –i.

ke-an + duduk /dudu?/ → kedudukan /kedudukan/
peN-an + duduk /dudu?/ → pendudukan /pedudukan/
-i + petik /peti?/ → petiki /petiki/

2.3 Proses Penambahan Fonem
Proses penambahan fonem a.I terjadi sebagai akibat pertemuan morfem me-N dengan bentuk dasarnya yang terdiri dari satu suku. Fonem tambahannya ialah / ə /, sehingga me-N berubah menjadi menge-. Misalnya :
meN- + bom → mengebom
meN- + cat → mengecat
proses penambahan fonem /ə/ terjadi juga sebagai akibat pertemuan morfem peN- dengan bentuk dasarnya, yang terdiri dari satu suku, sehingga morfem peN- berubah menjadi penge-. Misalnya :
peN- + bom → pengebom
peN- + cat → pengecat
Akibat pertemuan morfem –an, ke-an, per-an, peN-an dengan bentuk dasarnya, terjadi penambahan fonem /?/ apabila bentuk dasarnya itu berakhir dengan vokal /a/, penambahan /w/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan /u,o,aw/, dan terjadi penambahan /y/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan /i,y/. Misalnya :
-an + hari → harian /haryan/
ke-an + lestari → kelsetarian /kelestariyan/

2.4 Proses Hilangnya Fonem
Proses hilangnya fonem /n/ pada men- dan pen- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem men- dan pen- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l, r, y, w, dan nasal/. Misalnya :
Men- + lerai → melerai
pen- + lerai → pelerai
fonem /r/ pada morfem /ber, per, dan ter/ hilang sebagi akibat pertemuan morfem-morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem/r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /әr/, misalnya :
ber- + kerja → bekerja
per- + kerja → bekerja
morfem yang berawal dengan fonem-fonem itu dengan morfem men- dan pen- kecuali apabila morfem-morfem itu berasal dari bahasa-bahasa asing. Misalnya :
men- + paksa → memaksa
pen- + pangkas → pemangkas

Sebagai penutup pembicaraan ini, dibawah ini dikemukakan kaidah morfofonemis morfem afiks meN-, peN-, ber, dan per-.
1. Kaidah morfofonemis morfem afiks meN-
meN- → mem-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem /p, b, atau f/. Fonem / p / hilang, kecuali pada beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing. Misalnya :
meN + paksa → memaksa
meN + protes → memprotes
meN + bawa → membawa
meN + fitnah → memfitnah

meN- → men-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem /t, d, atau s/. Fonem / s / hanya berlaku bagi bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing ; fonem / t / hilang kecuali pada beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing. Misalnya :
meN + tulis → menulis
meN + terjemahkan → menterjemahkan
meN + dasarkan → mendasarkan
men + sukseskan → mensukseskan

meN- → men-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / s, c. Atau j /. Fonem / s / hilang. Misalnya :
meN- + karang → mengarang
meN + cari → mencari / məncari /
meN + jaga → menjaga / mənjaga /

meN- → men-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / k, g, x, h, atau vokal /. Fonem / k / hilang. Misalnya :
meN + karang → mengarang
meN + gali → menggali
meN + khususkan → mengkhususkan
men + halau → menghalau
meN + akui → mengakui
meN + ikat → mengikat
meN + ekor → mengekor
meN + emban → mengemban

meN- → me-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / y, r, l, w, atau nasal /. Misalnya :
meN + yakinkan → meyakinkan
meN + ramal → meramal
meN + warisi → mewarisi
meN + lupakan → melupakan
meN + nyanyi → menyanyi

meN- → menge-
Apabila diikuti bentuk dasar yang terdiri dari satu suku. Misalnya :
meN + bom → mengebom
meN + cat → mengecat
meN + las → mengelas

2. Kaidah morfofonemis morfem afiks peN
Kaidah morfofonemis morfem afiks peN- sama dengan kaidah morfofonemis morfem afiks meN- :

peN-→ pem-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / p, b, atau f /. Fonem / p / hilang. Misalnya :
peN + pakai → pemakai
peN + bawa → pembawa
peN + fitnah → pemfitnah


peN- → pen-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / t, d, atau s /. Fonem / t / hilang, kecuali pada beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing, dan fonem / s / hanya berlaku bagi bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing. Misalnya :
peN + tulis → penulis
peN + terjemah → penterjemah
peN + dorong → pendorong
peN + supply → pensupply

peN- → pen-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / s, c, atau j /. Fonem / s / hilang. Misalnya :
peN + sadur → penyadur / pənyadur /
peN + curi → pencuri / pəncuri /
peN + jaga → penjaga / pənjaga /

peN- → pen-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / k, g, x, h, atau vokal /. Fonem / k / hilang. Misalnya :
peN + karang → pengarang
peN + gali → penggali
peN + halau → penghalau
peN + aman → pengaman
peN + ikut → pengikut

peN- → pe-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / y, r, l, w, atau nasal /. Misalnya :
peN + ramal → peramal
peN + lupa → pelupa
peN + waris → pewaris
peN + nyanyi → penyanyi
peN + malas → pemalas

peN- → penge-
Apabila diikuti bentuk dasar yang terdiri dari satu suku. Misalnya :
peN + bom → pengebom
peN + bur → pengebur
peN + cat → pengecat

3. Kaidah morfofonemis morfem afiks ber-
ber- → be-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / r /, dan beberapa bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan / r /. Misalnya :
ber + rantai → berantai
ber + runding → berunding
ber + kerja → bekerja
ber + serta → beserta

ber- → bel-
Apabila diikuti bentuk dasar ajar :
ber + ajar → belajar

ber- → ber-
Apabila diikuti bentuk dasar selain yang tersebut diatas, ialah bentuk dasar yang tidak berawal dengan / t /. Bentuk dasar yang suku pertamanya tidak berakhir denga / r /, dan bentuk dasar yang bukan morfem ajar’ Misalnya
ber + kata → berkata
ber + tugas → bertugas
ber + sejarah → bersejarah

4. Kaidah morfofonemis morfem afiks per-
per- → pe-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem / r /, dan beberapa bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan / r /. Misalnya :
per + ringan → peringan
per + kerja → pekerja

per- → pel-
Apabila diikuti bentuk dasar yang berupa morfem ajar :
per + ajar → pelajar

per- → per-
Apabila diikuti bentuk dasar yang tidak berawal dengan / r /, bentuk dasar yang suku pertamanya tidak berakhir dengan / r /, dan bentuk dasar yang bukan morfem ajar. Misalnya :
per + kaya → perkaya
per + teguh → perteguh
per + satukan → persatukan












Soal-soal.
1. Analisilah proses morfofonemis yang terjadi pada wacana di atas !
2. Sebutkan kata-kata yang mengalami perubahan fonem !
3. Sebutkan kata-kata yang mengalami pengurangan fonem !


BAB III
PEBAHASAN

3.1 Kegiatan Perkuliahan
Dalam perkuliahan kali ini, dua buah kelompok dipersilahkan maju untuk mempresentasikan hasil kerjnya. Namun tidak seperti presentasi biasanya, mahasiswa hanya membagikan hasil kerjanya kepada kelompok lainnya. Masing-masing kelompok juga diberikan materi yang bisa didiskusikan dengan anggota kelompok yang presentasi.
Anggota kelompok yang presentasi menyebar ke masing-masing kelompok yang ada. Dengan begitu kegiatan perkuliahan akan berjalan lebih epektif.
Dalam presentasi tentang morfofonemis ada beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan.
1. Bagaiman proses itu terjadi?
2. Ada beberapa kata yang sulit ditentukan apakah apakah termasuk perubahan, panambahan, atau hilangnya fonem?
Untuk membantu permasalahan yang dihadapi oleh rekan-rekan mahasiswa yang lain, kelompok kami membagi diri dan menyebar ke masing kelompok yang lain. Hal ini dilakukan untuk membantu mahasiswa lain yang menemui permasalahan. Selain itu, peran dari dosen pengampu mata kuliah lingusitik deskriftif sangatlah besar. Beliau selalu siap membantu mahasiswa yang menemukan kesulitan, yang tidak bisa dibantu oleh kelompok kami.


3.2 Peningkatan Pemahaman Mahasiswa
Untuk menambah pemahaman mahasiswa, kelompok kami membuat beberapa soal yang merupakan pengaplikasian dari materi. Soal ini berupa sebuah wacana, kemudian mereka menganalisisnya. Dengan ini diharapkan pemahaman mereka tentang materi yang diberikan lebih baik.
Teks soal tersebut sebagai berikut.


















Soal-soal.
1. Analisilah proses morfofonemis yang terjadi pada wacana di atas !
2. Sebutkan kata-kata yang mengalami perubahan fonem !
3. Sebutkan kata-kata yang mengalami pengurangan fonem !

Jawaban.
1. Proses morfofonemis yang terjadi pada wacana di atas setelah diadakan analis adalah proses perubahan fonem dan proses hilangnya fonem.
2. Kata-kata yang mengalami perubahan fonem yang terjadi sebagai berikut.
a. penguburan



b. Mendapat


c. Pengabenan



d. Pemugaran




3. Kata-kata yang mengalami pengurangan fonem sebagai berikut.
Perawatan







Dari hasil yang dikumpulkan oleh rekan-rekan mahasiswa hasilnya cukup baik. Beberapa pertanyaan yang diberikan ternyata mampu diselesaikan dengan baik. Soal analisis terhadap wacana tersebut menorong mahasiswa untuk menerapkan materi yang diberikan secara lagsung. Mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi bagaimana penerapannya secara langsung.
Dengan presentase 76% mahasiswa yang mampu menjawab dengan baik merupakan hal yang cukup baik. Ada beberapa kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menganalisis wacana tersebut, yaitu terletak pada pemahaman mahasiswa tentang bagimana perubahan dan pengurangan fonem. Mehasiswa sering keliru dengan dua permasalahan tersebut. Namun secara umum kemampuan pemahaman mereka terhadap materi proses morfofonemis cukup baik.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Morfofonemis mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Dapat dikemukakan bahwa dalam bahasa Indonesia sedikit-sedikitnya terdapat tiga proses morfofonemis, (1)Proses perubahan fonem, (2) Proses penambahan fonem, dan (3) Proses hilangnya fonem.
Dari hasil yang dikumpulkan oleh rekan-rekan mahasiswa hasilnya cukup baik. Beberapa pertanyaan yang diberikan ternyata mampu diselesaikan dengan baik. Soal analisis terhadap wacana tersebut menorong mahasiswa untuk menerapkan materi yang diberikan secara lagsung. Mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi bagaimana penerapannya secara langsung.
Dengan presentase 76% mahasiswa yang mampu menjawab dengan baik merupakan hal yang cukup baik. Ada beberapa kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menganalisis wacana tersebut, yaitu terletak pada pemahaman mahasiswa tentang bagimana perubahan dan pengurangan fonem. Mehasiswa sering keliru dengan dua permasalahan tersebut. Namun secara umum kemampuan pemahaman mereka terhadap materi proses morfofonemis cukup baik.

4.2 Saran
Sebagai seorang calon guru bahasa Indonesia, sudah semestinya kita memahami proses morfofonemis. Karena materi ini akan terus kita ajarkan pada siswa kita. Untuk menambah pemahaman kita mengenai proses morfofonemis, ada baiknya kita menambah pengetahuan kita dengan beberafa referensi yang relevan. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita.




Daftar Pustaka

Badulu, abdul muis& Herman. 2004. Morfosintaksis. Jakarta : Rineka Cipta
Sutawijaya, alam, dkk. 1996. Morfologi bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

http://id.wikipedia.org/wiki/Fonologi, diakses pada tanggal 19 Desember 2007
http://www.tutor.com.my/tutor/stpm/morfem/tatabahasa-morfem.htm, diakses pada tanggal 19 Desember 2007
www.tutor.com.my/tutor/stpm/latihan_fonologi/latihan_fonologi.htm, diakses pada tanggal 19 Desember 2007

Tidak ada komentar: